Rara baru saja menerima amplop yang didalamnya berisi kertas yang menyatakan bahwa apakah ia lulus ujian nasional SMA tahun ini. Tentu saja perasaan degdegan sekali sebab tulisan dikertas itu sangat menentukan apakh usahanya belajar selama tiga tahun di SMA NEGERI 1 JAKARTA sia-sia atau tidak. Dengan nafas yang masih tersengal karena dipeluk oleh teman-temannya dengan kencang sembari meluapkan ekspresi kegembiraan dan rasa syukur sebab mereka sudah dinyatakan lulusterlebih dahulu daripada Rara. Baru beberapa detik Rara merobek amplop dan mengintip isinya , Rara melonjak kegirangan. Mama Rara menjadi sasaran kegembiraan dia, mamanyapun hanya bisa geleng-geleng kepala menyaksikan tingkah lucu putrid sulungnya yang masih tetap menggelendot manja dipundak Mamanya tersebut.
Tiba-tiba lagu Cintakan Membawamu Kembali dari XO-IX mengalun dari handphone Rara yang berada disaku roknya. Getaran ringtone itu membuat Rara geli lalu cepat-cepat melihat sms dari siapa yang datang.
“Rara, mama pulang dulu ya…. Kalau kamu mau main sama temen-temen kamu , mama izinkan kok,” ujar mamanya. “oke siap Ma” , timpal Rara sembari melihat sms yang masuk.
From : Behel (+6285740968***)
Messagge : “Gimana, Kodokku cantik kamu lulus apa enggak”.
Rara hampir lupa member tahu Kiki pacarnya tentang kabar gembira ini, untung saja Kiki sms disaat yang tepat. Buru-buru Rara mengabarkan bahwa ia lulus kepada Kiki. Kiki adalah pacar Rara yang duduk dikelas sebelas satu sekolah dengan dia.
Euforia kelulusan kelas duabelas telah usai, sekarang saatnya Yng dinyatakan lulus untuk memutuskan akan melanjutkan ke perguruan tinggi, melamar pekerjaan lalu bekerja atau pilihan lain yang mereka tentukan sendiri.
“Ma, aku bosen ni. Bingung mau ngapain. Pengen main tapi kok temen-temen pada sibuk mendaftar kuliah,” ujar Rara sambil menggerutu.
“Ya udah sono kamu juga ikutan mereka aja daftar. Nemenin mereka toh juga gapapakan Ra ?. Jangan mentang-mentang kamu udah tenang gara-gara keterima di Universitas Monash (Malaysia). Kamu juga pelu tahu gimana susahnya cari kuliah,” jawab Mamanya tsb.
“Iya iya Ma, aku turutin saran mama deh. Lagian si Kiki juga masih sekolah paling,” ujar Rara.
Rara memutuskan buat nelpon Christ “BLONDE” sahabatnya sejak TK.
“Halo Blond, planning lo hari ini ngapain aja?”
“Hmm, apa Ra? Suara lo kagak kedengeran nih. Speaker hp gw soak,” jelas Blonde sambil nguap dan kucek-kucek mata.
“Ah elo mah molor mulu. Elo mau ngelengkapin berkas-berkas pndaftaran gak? Hari ini gw lagi baik hati mau banget nemenin lo Blond.”
“Eh eh tunggu. Elo ngomong apa Ra? Tumben lo baik gini lagi kumat apanya nih? Jangan-jangan alo ada pamrih?” selidik Bonde.
“Ih lo parno muluuuu pikirannya ke gw. Gini-gini gue jelasin detailnya. Gue hari ini boring banget gak ada kerjaan. Tu si Behel juga lagi sekolah, Putri adek gue juga sekolah mama gue kerja. Masa gue dirumah sendirian ame kura-kura gue. Bisa lumutan nih badan.”
“Oh gitu. Iyadeh lo ntar temenin gue ke SMA ya? Gue mau cari piagam gue yang masih disimpen sama Pak Hendra, itung-itung kalo lo lagi mujur elo bias ketemu sama Kiki.”
“Oke sip Blond. Dua puluh menit lagi gue sampai rumah elo. Sonooo buruan madi.”
“beresssslahhh.’
Lima belas menit kemudian Rara sudah meluncur ke rumah si Blonde dengan skutermatic keluaran terbaru. Jarak antara tumah Blonde dengan Rara lumayan jauh si, kira-kira sepuluh kilometer.
“tin-tin-tin” .
Rara membunyikan klakson motornya setiba di depan rumah Christ “Blonde”. Biasanya Rara langsung turun dari motornya sambil menggedor-gedor gerbang rumah Blonde yang terbuat dari besi tak lupa dengan teriak teriak memanggil nama Blonde. Blonde sudah hafal dengan kelakuan temannya yang satu itu , jadi dia maklum dan hanya bias tertawa melihat tetangganya ngomel pleh ulah Rara.
“Rambut lo tuh benerin dulu napee, apa gue harus pinjemin lo sisir?”
Dasar si Rara emang muka tembokkkkk, tanpa ragu dia mengiyakan tawarn si Blonde.
Lima menit mereka habiskan hnaya untuk mengobrol di depan rumah Blonde. Blonde melirik jam monol square yang melingkar di pergelangan tangannya.
“Ra, ayo buruan capcusssss. Udah jam sepuluh nih.”
“Ayo Blond pakek helm nih.”
“Gue naik motor lo sekarang ya.”
“Iya Blond. Pegangan ya gue mau pacu ni motor sekenceng mungkin.”
“Dasar gile lu, ati-ati kenape sihhh. Awas ya gue belum nikah sama Mas Lee.”
Mereka berdua langsung berubah mimik mukanya ketika sampai di depan SMA I JAKARTA.
“Sumpah Ra gu bangga banget sempet bias sekolah di SMA segede ini, apalagi kita menghuni kelas KEDUBES ID dengan segala kegokilannya.”
“hahaha , iyadong.”
Tiba-tiba suara yang familiar di telinga mereka mengagetkan lamunan dua anak-anak yang lagi kegirangan ini.
“Rara ? Christ ? Mau ngapain?”
“Ehm oh,” jawab mereka setengah kaget terbata-bata.
“Bu Viena? Kita kesini mau ngurus piagam Christ bu.”
“Iya bu, piagam saya masih disekolah dan disimpan sama Pak Hendra.”
“Ya sudah selesein dulu kepentingan kalian. Semoga sukses ya.”
“Iya, amin. Terimakasih Bu.”
Kira-kira sudah dua jam mereka berada di SMA 1 JAKARTA dan urusan Christ sudah selesai namun mereka belum juga ketemu dengan Kiki. Sekarang merekapun memutuskan buat kangen-kangenan dulu ke kantin Pak Bobby. Jaman-jaman ngutang es dan gorengan habis pelajaran olahraga Pak Agoy, tambah sate kerang tapi gak bayar, mie ayam minta tambahan suwiran daging ayam. Pikiran mereka melayang kepada masa lalu. “Nice and sweet memory,” batin mereka.
“Ra, tuh si Kiki.”
“Kikiiiiiiiii.”panggil Rara.
Kiki masih kebingungan karena belum menemukan asal suara yang memanggilnya. Kiki memutuskan untuk berlalu begitu saja dan tak menghiraukan asal suara tadi.
“Ki, kayaknya tadi ada yang panggil kamu deh.” Tanya Nicky teman Kiki.
“Iya sih Nick, akujuga dengar. Tapi aku bingung siapa yang manggil aku. Suaranya sihh familiar banget ditelinga kita ya?”
“Bener sih katamu Ki.”
“Tadi kan kita keburu-buru takut telat lalu dimarahin Pak Agoy.”
“Yuadahlah Ki, lupain suara yang tadi.”
Kiki dan Nicky menganggap suara yang tadi hanya halusinasi mereka belaka. Padahal tadi kan memang ada suara yang memanggil Kiki. Bagaimana kalau Rara tahu soal ini ya ? pasti dia akan langsung sedih dan merasa sudah tak ada artinya di hati Kiki. Rara memilih untuk sms Kiki terlebih dahulu.
To : Behel (+6285740968***)
Message : “Hei kamu tadi kok gak noleh sih waktu aku panggil tadi ?.”
Lima menit kemudian balasan dari Kiki diterima oleh Rara.
From : Behel (+6285740968***)
Message : “Apa Kodok? Kapan kamu manggil aku ? Kamu ke sekolah tadi ?.”
Sepuluh menit kemudian Kiki menerima balasan dari Rara.
From : Kodok (+6285790689***)
Message : “Alah kamu sama suara pacar sendiri aja lupa. Ya udah deh mending urusin cewek lain aja sana!!!!.”
Maksud Rara mengirim pesan singkat semacam itu bermaksud untuk mengubah sikap Kiki yang playboynya selama ini sukar dihilangkan.
Sudah seminggu lebih Kiki dan Rara tidak kontak-kontakan. Keduanya kukuh dalam mempertahankan pendapat masing-masing. Mereka tidak ada yang mau mengalah. Ego mereka berdua memang gede banget.
Chrit “Blonde” sebagai sahabat Rara tak tega melihatnya, iapun berinisiatif untuk menasehati Rara.
“Ra, udahlah lo yang umurnya lebih gede daripada dia mendingan ngalah dikit gapaplah. Toh ini juga demi kebaikan kalian berdua.
“Blond, gue udah capek. Selama satu tahun lebih kita pacaran , tapi sikap dia gak berubah sama sekali.”
“Ya itu konsekuensi lo terima dia . jd pacar lo. Loe kudu siap nerima dia apapun keadaanya.”
“Iya iya!!. Hati gue sebenernya gak tahan juga lama lama didiemin sama dia mulu. Gue telfon dia deh.”
Rara emencet tombol di handphone Sonny Ericsson G502i miliknya. Sudah bisa ditebak nomor siapa yang dia hubungi. Baru beberapa detik sudah ada tanda bahwa nomor Kiki aktif. Entah kenapa selama tiga menitan kuping Rara ditempelin di speaker handphonenya yang ia dengar hanya lagu “I WILL FLY” kepunyaan Ten 2 five.
“Ni anak kemana sih ? Ditelefon gak diangkat-angkat. Bangga banget dia bikini dup gue kayak gini DASAR COWOK!!!.”umpat Rara dibatin.
Tak disangka di ujung telfon muncul suara cowok yang serak yang membuat jantung Rara berdegun kencang.
“Napa Kodok , tumben telfon aku ? Udahan marahnya ?”
“Ih pede banget kau hee. Maksudku nelfon kamu tuh, ntar malem kita ketemuan di café biasa . jam tujuh kamu jemput aku ya!”
“Tiba tiba telfon malah nyuruh-nyuruh, huuuuu DASAR KODOK JUTEK. Kamu dandan yang cantik ya. BYEEEEE :* :* .”
Mulut Rara tersekat mendengar kalimat prnutup yang keluar dari mulut Kiki. Dan dia hanya bisa menelan ludah dengan muka berekspresi kaget.
Sudah tak sabar Rara menanti pukul 19.00 WIB. Dari tadi dia hanya mondar-mandir kamar dan teras rumah.
“Ra pakaian kamu dirapiin dulu tuh, Ngapain sih diberantakin semua. Pakai dikeluarin dari lemari semua ?.” omel mamanya>
“Upss, iyadeh ma. Tadi Rara lupa sih, saking semangatnya mau ketemu sama Kiki.”
“Ciee anak mama lagi girang kayaknya malam ini.”
Putri adiknya Rarapun ikut nimbrung….
“Kak nanti jangan lupa, Putri titip silver queen chunky bar ya?.”
“Ih enak aja kamu yuruh-nyuruh aku?”
“Iya kamu paling nanti juga gak belikan kan? Paling kamu juga nanti dikasih sama kak Kiki. Ihirrrrrrrr. Liat tuh pipi tembem kamu berubah jadi kayak kepiting rebus.”
Deru knalpot menghentikan pembicaraan tiga perempuan sedarah itu.
“Ma,Putri, Rara berangkat dulu ya.”
“Iya hati hati.” Jawab mamanya dan Putri serempak.
Angin malam yang semilir menyelinap masuk ke kulit yang membalut tulang-tulang yang menyusun badan Rara.
“Kamu kedinginan ya Kodok?”
“Ih sotoy banget sih kamu Hel,” jawab Rara gengsi sehingga ia terpaksa berbohong.
“Gak usah bohong deh. Udah ketahuan tangan kamu dingin kok. Pakai jaket aku ya?”
Awalnya Rara enggan mengiyakan tawaran Kiki. Tapi akhirnya ia mau juga setelah dipaksa.
Setelah sampai di café , mereka memilih tempat duduk dengan view keramaian malam jalan di kota Jakarta. Obrolan mereka pun mengalis ringan dan penuh canda tawa yang mencairkan suasana kebekuan selama seminggu lebih ini .
“Hel apakah kamu masih akan sayang sama aku kalau aku nanti berangkat ke Malaysia untuk kuliah ?”
“Iyalah Kodok sayang. Aku kan setia menjagamu. Karena rasa yang sudah lama tumbuh ini sulit untuk dilenyapkan. Telah lama kusimpan di tempat khusus dalam hatiku.”
“Kamu gak lagi ngegombal kan?”
“Mana bisa aku ngegombal Kodok?”
“Idih keliatan banget deh boongnya. Jelas bangetlah kamu pintar ngegombal. Kamu aja terkenal playboy gitu kok, hehehe :p.”
“Haha, sudah ahh gak usah bahas itu lagi.”
Malam itu adalah malam terindah bagi merek yang berpasangan yang tengah menikmati indahnya cinta.”
DUA BULAN BERLALU…….
Rara telah resmi menyandang status sebagai siswi STT UNIVERSITAS MONASH (Malaysia) setelah melalui serangkaian acara OSPEK.
Sejauh ini hubungan Rara dan Kiki lancer-lancar saja. Terkadang muncul masalah-masalah yang membuat hubungan mereka menjadi indah. Masalah itu mereka hadapi dengan indahnya…..
Namun sayang baru dua bulan lalu merayakan dua tahun hubungan mereka, Kiki tiba-tiba mengambil kputusan untuk mengakhiri hubungan mereka. Rara tentu saja kaget bukan main dengan keputusan tiba-tiba dan sepihak yang diambil sama Kiki. Rara sedih banget. Dia gak bisa bohongin perasaannya kalau dia sudah sayang banget sama Kiki. Dia gak ngira Kiki bakal ngelaukian hal setega ini padanya. Kiki sanggup buat ngerobohin tembok cinta kokoh yang sudah mereka bangun selama ini.
Malaysia, 23 desember 2010
“Orang yang aku sayangi ninggalin aku karena jarak yang misahin kita. Dia udah punya penggantiku,tapi aku senang karena dia tetap kembali ke aku seberapun jauhnya dia pergi. Awalnya aku gak peduli dengan orang lain selama aku bahagia. Taoi ternyata tetap sakit, aku sakit melihat dia dengan yang lain daripada ketika aku melepasnya. Kemudian aku sengaja membuat dia mau atau tidak akan tetap melepas tanganku. Dan sekarang usahaku berhasil , harusnya aku senangkan????.... TAPI KENAPA AKU SAKITTTT!!!!!... Ya Tuhan aku sakit. Menyadari kalau kali ini aku emang benar benar sudah kehilangan dia. MAAFKAN RARA YA TUHAN…. Rara menangis malam ini L.”
Kalimat kalimat itu yang Rara tulis di diarynya. Malam itu Rara ngeluarin semua uneg-uneg dihatinya. Airmatanyapun pelan pelan meluncur dari pelipis matanya.
“Arrrrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhh,Kikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii jahaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttttttttttttttttt!!!.” Teriak Rara.
“Apasih salahku ke kamu Ki??, kok kamu setega itu sama aku. Apa kamu gak tau ya ?. Aku sayang banget sama kamu. Udah berakali kali kamu nyakitin aku tapi aku mau maafin kamu kan?. Sering banget aku dianggep bodoh ma temenku hanya gara-gara kelakuanmu….. GILAKBANGT YA AKU PACARAN SAMA PLAYBOY BUSSUUUUKKK!!!” T.T
Gulingpun jadi sasaran empk kemarahan Rara. Dicabik-cabik, dipukuli, dibentur-benturkan ke tembok. Parah banget pokoknya.
Paginya mata Rara sembab dan menghasilkan mata panda yang menghiasi muk manisnya. Pikiran Rara ngelantur kemana-mana. Konsentrasi buyar….
“Jadi sudah begini adanya ya ? Hemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmh . salah aku ternyata. Ya ya I see.. I know I’m nothing. Sadar kok! Ra ra ra. INGET RARA!!”
Tiap hari selalu saja begitu , Rara Menuhin diary, status di jejarsos (jejaring social) seperti facebook, twitter, blog, ym, bbm,ovi, dlltentang perasaan hatinya.
“Everything change. Everything falls apart. Life must go on. And I can’t struck here. I’ll do recover my heart, and my life again. Everything Don’t worry I’ll be fine.”
“sepertinya memang fondasi hubungan kita yang sudah rapuh dari awal. Maunya gini gini gini gini. Tapi ak ada guna. Gak ada perubhan sedikitpun dari Kiki. Yasudahlah aku saja yang berubah. Berubah sebisa mungkin belajar gak sayang lagi ke dia.”
“I can’t keep my eyes justfor him. Aku yang terlalu sayang atau bego ya?? Kenapa aku bisa ngeriin kalau dia sebrengsek itu. Dan aku peduli. Hmmmmmppp kayaknya ada yang salah dengan aku.”
DAN ADA TULISAN YANG SANGAT MENUSUK!
“Dear Kiki”
“Aku pernah bilang seberapapun sulitnya hubungan ini. Meski akan banyak hati yang terluka karena kita. Kita tau, kita gak segampang ini dipisahin. Masih akan ada banyak pelangi setelah hujan. Walaupun sudah punya yang baru masing-masing nantinya, rasa kita masih sama. Masih ada. Dan masih dalem. Sekalipun jarak yang misahin. Kita pasti kembali lagi. Anything , that words always resound in my head. Dan Cuma itu yang aku yakini. Aku sayang kamu apapun yang terjadi. (my) love is blind. How many times you hurt me ?? I don’t know.. Sayangku ke kamu dah benerbener nutupin rasa sakit buat hatiku. Mungkin Tuhan belum izinkan kita. Tuhan pasti berikan jalan terbaik untuk kita. Tuhan tahu gimana rasa kita . aku yakin. Tuhan tahu. Izinkan aku sayang kamu karena Allah ya ?” L L
My head is telling me not to love you but my heart is telling me something different .awwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww.
THE END
